Pengamat : Bajak Kader Partai Lain, Demokrat Dinilai Tidak Etis

JAKARTA, (PRLM).- Cara Partai Demokrat yang membajak kader partai lain untuk ikut Konvensi Partai Demokrat dinilai tidak etis. Dengan gencarnya tawaran mengundang tokoh partai lain, hal itu malah dianggap blunder bagi tujuan untuk mencari tokoh terbaik untuk menjadi calon presiden Partai Demokrat.

“Demokrat agresif mau membajak figur dari partai lain. Ini cara yang tidak etis. Justru dengan begitu, Demokrat dihujat publik karena kelihatan agresivitasnya,” ujar Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens, saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (22/8/13).


Sebelumnya, Partai Demokrat melalui komite konvensi telah mengundang sejumlah tokoh lintas partai untuk mengikuti proses penjaringan menuju capres terpilih. Dalam perjalanannya, komite konvensi sempat mengundang kader PDIP Joko Widodo, dan Rustriningsih, kader Partai Golkar Jusuf Kalla, serta kader Partai Nasdem Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto.

Bahkan, Endriartono berani menyatakan kesediannya mengikuti konvensi meskipun harus menanggalkan jabatan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem yang tengah disandangnya.

Boni menambahkan, langkah agresif yang diperlihatkan partai yang dipimpin ketua umum Susilo Bambang Yudhoyono itu menyiratkan adanya ketidaksiapan dari kaderisasi partai untuk membina dan menghasilkan calon pemimpin. Selain itu, mekanisme konvensi yang digelar hanya bertujuan untuk mencari perhatian publik sekaligus merehabilitasi citra buruk partai yang sempat digoyang skandal korupsi sejak beberapa tahun lalu.

“Demokrat sedang galau menghadapi pemilu 2014, dan kelihatan sekali demokrat tidak punya stok figur. Langkah pembajakan elit partai lain itu tidak akan efektif untuk Partai Demokrat karena kelihatan sekali misi politiknya yang sekadar mencari peluang memenangkan pemilu,” ujarnya.

Yang menjadi persoalan, kata Boni, cara Partai Demokrat yang terkesan membajak tokoh partai lain juga dianggap sebagai sikap politik yang tidak elok. Sebab, partai yang digoyang oleh pilihan tersebut tidak dapat berbuat apa-apa karena partai tidak punya hak untuk melarang kadernya keluar dari partai.

Di sisi lain, ia pun tidak mengerti dengan sikap dan pilihan seorang kader partai lain yang lebih memilih Konvensi Partai Demokrat. Padahal, belum ada jaminan karir politik ke depan bagi kader tersebut jika kalah dalam konvensi nanti.

“Endriartono, cs (dan tokoh partai lain) itu masuk dalam jebakan batman, jebakan Demokrat. Mereka tidak akan dapat apa-apa, justru merendahkan kualitas mereka sebagai politisi,” tutur Boni. (A-196/A-108)***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama